Saya mengubah obsesi terhadap perilaku pemain menjadi game seluler viral dengan memadukan psikologi kognitif, pengujian A/B, dan metafora kelautan—mencapai 500K DAU tanpa mengandalkan keberuntungan, tapi menguasai desain yang bermakna.

Sebagai desainer game keturunan Poland-Amerika dengan latar belakang CMU, saya mengubah obsesi pada game bertema hewan menjadi ritual yang penuh kesadaran. Setiap taruhan adalah eksperimen, bukan keberuntungan.

Sebagai desainer game generasi kedua dengan latar belakang CMU dalam interaksi manusia-komputer, saya mengubah obsesi pada perilaku pemain menjadi ritus ritmis dan penuh risiko. Ini bukan sekadar permainan—tapi perjalanan kognitif di mana setiap taruhan adalah tarian bersama lumba-lumba.

Sebagai desainer game dari London, saya mengubah cinta pada psikologi dan metafora hewan laut menjadi game indie viral. Ini bukan soal keberuntungan—tapi ritme, jeda, dan keberanian diam yang mendalam.

Sebagai desainer game keturunan Poland-Amerika yang tumbuh dalam keluarga Katolik tapi terinspirasi oleh rasa ingin tahu sekuler, saya mengubah Animal Crossing menjadi laboratorium sosial—bukan sekadar simulasi lucu, melainkan ruang keheningan yang hidup.

Sebagai desainer game asal London, saya menciptakan Animal Carnival bukan untuk menang, tapi untuk ketenangan. Setiap putaran, lompatan kelinci, dan jeda babi dirancang dengan kesadaran—bukan keberuntungan, tapi ritme yang damai.