Yang Kupertama dari Tidur dengan Ponsel

Saya tidak bermaksud merancang game. Saya hanya terjaga bangun pukul 2 dini, menggulir DM dari orang asing yang berkata, “Ini menyentuh hati.” Kata-kata mereka tak berisik—melainkan bisikan: fragmen masa kecil yang berlalu: sebuah nyanyian Korea yang bergema lewat pengeras lama; tawa ayah Afrika yang bergema di lorong berdebu. Tak ada anak-anak di sini—tapi puisi hadir. Saya dulu pikir ‘liar’ berarti singa mengaum dan putaran jackpot. Tapi kemenangan sejati? Itu adalah irama sunyi memilih diri saat tak ada yang menonton. Permainannya bukan di RTP atau RNG—tapi di jeda napas, cara Anda memegang ponsel seperti liontin di leher. Ibu saya ajarkan bahwa ketenangan bukan kelemahan. Ayah saya ajarkan bahwa api tak butuh tepuk tangan. Bersama, mereka beri sesuatu yang lebih sunyi: suaka binatang terbuat dari rak buku dan jalan malam di bawah lampu jalan. Anda tak temukan milik dengan memanjat papan peringkat. Anda temukan saat Anda simpan posting—bukan untuk bagikan, tapi untuk kembali membacanya nanti—seolah-olah ia ditulis untuk Anda sendiri. Hadiah paling kuat bukanlah lencana atau kulit—tapi izin untuk tetap tenang. Apa yang kamu bawa hari ini?