Tempat Suara Hening

Saya tidak membuat game untuk ketenaran. Saya membangunnya untuk mereka yang duduk sendirian di layar larut malam, mencari makna di balik suara. Tempat Suara Hening lahir dari satu pikiran: apa bila bermain bisa sakral? Bukan mesin slot. Bukan buruan akan keuntungan. Tapi arus—perlah, ritmis, hidup—seperti lumba yang menari di air bercahaya pantai Auckland. Saya mengamati pemain—bukan pengguna, tapi rekan pencipta. Mereka meninggalkan komentar seperti catatan harian: ‘Saya tidak butuh $800 setelah tiga kerugian.’ ‘Saya merasakan laut bernapas.’ Itu bukan data—itu resonansi. Setiap mekanisme ukir dengan empati. ‘Pembayaran Lumba’ bukan soal peluang—itu soal waktu. Ketika Anda berhenti setelah dua puluh menit dengan kopi dan angin di telinga… saat itulah cahaya kembali.